Resiliensi Pendidikan Islam di Masa Pandemi: Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Nonformal

Authors

  • Dr. Farida Mulyani, M.Ed. Program Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, Padang, Indonesia

Keywords:

resiliensi pendidikan, pandemi COVID-19, lembaga nonformal, pesantren, inovasi pembelajaran

Abstract

Pandemi COVID-19 memicu perubahan drastis dalam sistem pendidikan, termasuk pada lembaga pendidikan Islam nonformal seperti pesantren, majelis taklim, dan TPQ. Resiliensi kelembagaan dalam menghadapi krisis ditentukan oleh kemampuan adaptasi, inovasi, dan ketahanan komunitas. Studi kasus dilakukan pada tiga lembaga pendidikan nonformal yang tersebar di wilayah urban dan semi-urban. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi langsung, serta dokumentasi program selama masa pandemi. Hasil kajian menunjukkan bahwa fleksibilitas metode pembelajaran, pemanfaatan teknologi sederhana (seperti WhatsApp dan radio komunitas), serta solidaritas antarwarga lembaga menjadi faktor utama keberlanjutan pendidikan. Penerapan kurikulum darurat, penjadwalan ulang kegiatan rutin, serta pendampingan spiritual secara daring berhasil menjaga keterlibatan peserta didik meski dalam kondisi terbatas. Selain itu, kepemimpinan kolaboratif dan partisipatif terbukti mempercepat proses adaptasi terhadap kebijakan baru dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tantangan utama mencakup keterbatasan akses internet, kesenjangan literasi digital, dan beban psikologis yang dialami guru serta peserta didik. Model resiliensi ini menggarisbawahi pentingnya membangun sistem pendidikan Islam yang tidak hanya berbasis tradisi, tetapi juga responsif terhadap dinamika global. Keberhasilan lembaga nonformal dalam menjaga kesinambungan pendidikan selama pandemi menjadi bukti ketangguhan sosial dan spiritual pendidikan Islam akar rumput.

Diterbitkan

2024-01-19